Saturday, May 23, 2009

2C


apa sih yang istimewa dari double C ? selain nama blog ini CC-Line (baca: sisi lain) yang merupakan singkatan dari Creative Communication Line. Yaitu sebuah upaya bagaimana berkomunikasi dengan lebih kreatif, tapi masih dalam koridor "garis” kebenaran. Selain pengucapan doubel C yang dibaca "sisi" dan kata line dalam bahasa Inggris yang dibaca "lain" dalam Bahasa Indonesia. Sehingga kata ini juga bisa bermakna bagaimana seseorang dalam memandang berbagai fenomena hendaknya tidak hanya terpaku pada satu sisi atau satu pihak atau satu sudut pandang saja. Karena bisa jadi dengan memosisikan diri kita pada sisi yang berbeda akan banyak sisi lain yang bisa kita lihat. Atau bahkan yang jarang kita lakukan adalah memandang diri kita dari kacamata orang lain. Jika hal-hal sepele seperti itu jarang kita lakukan, maka biasanya kita menjadi orang yang merasa benar sendiri, dan menutup kebenaran dari orang lain. Ada makna lain dari double C. Yakni Compentence dan Consistence.

Dua kata yang jika kita mampu memahami dan mengamalkannya dalam dengus nafas kehidupan, niscaya bukan hanya kebahagiaan dunia yang bisa kita raih, bahkan sampai menembus ke alam keabadian.
Dalam bahasa motivator Mario Teguh, Jalan ke surga itu mudah, "belok kanan, lalu lurus terus ". Belok kanan adalah kebenaran, kebaikan, ikhlas dalam pengabdian. Inilah kompetensi hidup kita di dunia... illa liya' buduun. Sehingga apapun peran kita di panggung sandiwara dunia (pinjem istilah Ahmad Albar) mestinya diniatkan semata-mata hanya sebagai upaya pengabdian pada Sang Maha Pemilik Kehidupan. Baik yang berperan sebagai tukang becak, pengacara, dokter, dosen, atau bahkan presiden sekalipun... ibadahlah tujuannya. Betapa banyak godaan dalam pementasan sandiwara dunia ini yang membujuk-bujuk kita untuk belok ke kiri, dan ragu atas kanan yang seharusnya kita yakini.
Sementara "jalan lurus" adalah konsistensi kita dalam menetapi kebenaran tersebut. Meyakini dan melangkah di jalur kanan, ternyata belumlah cukup. Karena ujian akan senantiasa mengiringi setiap langkah kaki kita, agar menyimpang dari konsistensi "lurus" tersebut. Banyak contoh, orang-orang yang begitu baik, ikhlas, tapi di kilometer ke sekian tergoda untuk membelok dari jalur yang lurus tadi. Atau... karena persediaan bahan bakar terlalu tipis, dan tak pernah mencoba untuk mengisi ulang atau mencharge lagi powernya maka sangat mungkin pada satu titik tempuh tertentu, istiqomah, konsisten, menjadi luntur.

Jika kita mampu menapaki jalan lurus kebenaran ini, maka tak ada balasan lain dari-Nya selain jannah. Insya Allah.

Labels:


Selanjutnya...