Monday, December 04, 2006

need & want



emang beda, ‘kebutuhan’ dengan ‘keinginan’ ?? Nah.. !! kalo gak bisa mbedain keduanya, ini nih... pangkal dari petaka negeri !!!

Segawat itukah ??

Coba panggil tuh koruptor kelas kakap, interogasi dia ! Apa alasannya koq tega-teganya korupsi uang rakyat, jualan aset negara... padahal gak pernah kulakan ! Bukannya sudah tercukupi ’kebutuhan’ hidupnya untuk tujuh turunan ??

Apa bedanya koruptor tadi dengan seseorang yang babak-belur digebukin massa hanya karena mencuri ayam untuk bayar SPP anaknya ???

Jawabannya, koruptor mencuri asset Negara untuk menuruti ‘keinginan’…. dan pencuri ayam melakukan tindakan tersebut untuk memenuhi ‘kebutuhan’nya.

Dan masih sederet panjang tindak kejahatan lainnya… perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, perselingkuhan….. hanya karena pelakunya gak bisa mbedain, mana kebutuhan dan mana keinginan.

Peluang inilah yang kadang sering digunakan oleh sebuah iklan, untuk menciptakan sebuah ’kebutuhan’ baru. Sebuah produk yang tadinya gak menarik perhatian sama sekali bagi kita... tiba-tiba menjadi sesuatu yang ’harus’ kita konsumsi, hanya karena manisnya bujukan iklan. Misalnya.... sejak mengandung, seorang ibu sudah ’harus’ mengkonsumsi susu untuk ibu hamil. Begitu bayinya lahir.... udah dijemput oleh susu 1-2-3. Gedean dikit, ’disamber’ sama susu 4-5-6. Terusss... mungkin nanti dilanjutkan dengan susu 7-8-9, 10-11-12, ....., dst. sampe menjelang umur 40 ’dicegat’ dengan susu High Calcium. Semakin tua, beda lagi susunya.... sampe suatu saat nanti dibuat susu buat orang yang udah meninggal. (?)

Itu baru salah satu contoh.... masih seabreg ’kebutuhan-kebutuhan’ baru yang musti kita konsumsi.... masalah ketombe, gigi, mie instant, fashion, hand phone,.... dll. Makanya... gak terlalu salah, kalo segolongan ’AntiAd’ menuduh iklan sebagai ’desiring machine’. Bedanya hemat dengan pelit adalah : kalo hemat, kita yang mengatur uang.... tapi kalo pelit, kita yang diatur sama uang !.

Ketika seorang anak berusia 3 tahun ingin bermain dengan sebilah golok yang tajam, sangat mungkin ortu-nya melarang. Karena itu sebuah ’keinginan’ dan bukan suatu ’kebutuhan’. Larangan tersebut sebagai wujud rasa ’sayang’ pada anaknya, karena khawatir anaknya teluka, atau bentuk ’penundaan’ karena dirasa belum waktunya untuk bermain golok.

Kesadaran yang kaya' inilah yang seharusnya kita miliki, biar gak su'uddzan (berprasangka buruk) melulu sama Allah SWT. ketika banyak do’a-do’a yang belum terkabul dan harapan-harapan yang belum tercapai. Mungkin do’a kita cuman sebuah ’keinginan’ dan bukan ’kebutuhan’. Atau Allah SWT, nganggep kita masih terlalu anak-anak dan belum siap buat ngedapetin kesuksesan, kekayaan serta keberhasilan lainnya. Karena kalo dipaksain, kemungkinan besar akan terjadi sesuatu yang membahayakan. Sehingga Dia melarang atau menundanya sebagai wujud rasa SAYANG.

Labels:

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

akhirnya menang lagi juara 3 iklan TV pSA KPK tuh hehehe...

11:49 AM  
Blogger Arief Noviandi said...

Hi...
Doa bagiku sangat personal... jadi biar cuma sekedar 'want' aja n gak terlalu 'need' yg penting aku bisa kontak batin sama sang Khalik.
Perkara gak terkabul mah urusan belakang... yg penting banyakin ikhtiar ditambah doa.

2:21 AM  
Blogger NiLA Obsidian said...

terima kasih om budi....

sudah mengingatkan.....
bedanya tipis bgt ya.....

harus memiliki 'ilmu' yg cukup tinggi untuk menjadi bijak menyikapi nya....

ngeri kalo diikutin.....

12:25 PM  

Post a Comment

<< Home