Sunday, November 12, 2006

here & now concept



apa sih bedanya minum secangkir teh manis pagi hari menjelang berangkat ngantor dengan malam hari sambil nonton prime time di TV ? Kalo ditanyakan sama Om Newton, jawabannya “gak ada bedanya tuh ! sama-sama manis, cangkirnya juga sama !” karena Newton menjawab dengan teori Determinasi, dimana segala sesuatu bisa diukur dan sifatnya mutlak.

Coba deh tanya sama Om sebelahnya yang berkumis tebal dan rambutnya jarang disisir, namanya Om Einstein. Jawabannya pasti laen ! Karena Einstein menjawab dengan teori Relativisme-nya, tergantung suasananya. Pagi2 bangun kesiangan karena abis dugem pulang dini hari, materi presentasi belon disiapin, sarapan buru2…. secangkir teh manis, jelas tak senikmat ketika diminum malem hari sambil ngobrol santai bareng keluarga.

Artinya apa ?

Ketika diminum pagi hari dengan kondisi serba buru2… mulut juga sama monyongnya, teh juga sama ditelennya…. tapi pikiran dan perasaan tidak ikut keminum, karena berada di tempat dan situasi yang lain !.

Itulah pentingnya konsep here and now ! Kalo kita bisa menghadiran diri kita seutuhnya…. baik fisik maupun non-fisik, maka segala aktivitas kita jadi maksimal.

Hadirkan diri kita di sini, sekarang juga ! Termasuk ketika baca tulisan ini. Nikmatilah ! maka banyak sekali hal2 tak terduga yang bisa kita raih.

Kalo lagi kerja... konsentrasikan pada kerjaan, maka pekerjaan yang berat akan selesai lebih cepat dari yang kita rencanakan. Apalagi kalo kerja di tempat yang membutuhkan daya kreatifitas tinggi, suplai andrenalin harus banyak, maka akan bermunculan ide2 ’gila’ tersebut.

Kalo lagi ngobrol sama temen, dengerin cur-hat... maka kita gak cuman mendengar tapi juga mendengarkan.

Emang beda ?, ’mendengar’ sama ’mendengarkan’ ??

Sekilas nampaknya sih sama... tapi, kita sering denger temen lagi cur-hat berurai air mata, ketika kita diminta pendapatnya .... gelagapan. Karena kita cuman mendengar dan gak mendengarkan. Sering dengerin ceramah, seminar, pengajian... kita denger koq ! malah sampe ngantuk2 segala. Tapi kalo ditanya kesimpulannya.... boro-boro ! karena kita cuman denger doang belon sampe ndengerin. Yang namanya mendengarkan tuh bukan cuman aktivitas telinga doang, tapi pikiran mencatat... perasaan juga ikut bersimpati.

Kalo lagi sholat... jika here and now concept ini diterapkan, bisa bikin khusyu’ sholatnya. Gimana bisa sholat yang bener… kalo waktu sholat malah digunakan buat mengkalkulasikan tender, pitcing, side job…. begitu sholat selesai, tengok kanan-kiri… dah dapet keputusan… ambil tuh proyek ! Segera ! sebelum keduluan competitor !

Makanya gak heran…. sholat dah ratusan kali, tapi kemungkaran, kemaksiatan, korupsi, tetep lancar aja jalan, karena sebenarnya belon sholat. Baru aktivitas berdiri, ruku’ sujud, duduk doang, belon masuk ke otak... boro-boro ke hati.

Gimana Allah akan mengingat kita, jika kita terlalu sering melupakan-Nya. Bahkan ketika sedang sholat sekalipun !

Labels:


Selanjutnya...

Saturday, November 11, 2006

kolor maning -kolor maning


fenomena terbaru... telah lahir (atau bebas ?) selebritis baru dari daerah ’ngapak maning’ bernama Sumanto. Sebentar lagi mungkin jadi bintang iklan, menyusul kesuksesan mbah Marijan (roso !.... roso !...). Seorang pengamat periklananan tidak menampik kemungkinan tersebut. Tapi direkomendasikan bukan untuk produk makanan.... karena hampir yakin produk tersebut gak bakalan laku di pasar. Mungkin produk jasa semacam Asuransi Jiwa.... “Lindungi keluarga Anda dari ancaman kanibalisme Sumanto !!” dengan visualisasi Sumanto menyeringai ‘sopan’.

Tapi tulisan di bawah ini gak bakal mengulas “New Selebrities” tersebut... apalagi kolornya Sumanto.

Masih ngomongin warna tapi dari sisi maknanya (color meaning).

Merah adalah warna api, darah. Maka biasanya dihubungkan dengan energi, peperangan, bahaya, kekuatan, juga cinta. Warna yang sangat membangkitkan emosi, meningkatkan metabolisme, menaikkan tekanan darah dan memiliki jarak penglihatan yang sangat tinggi. Sehingga sering digunakan untuk tanda Stop, lampu belakang, juga peralatan pemadam kebakaran. Dalam ilmu lambang, merah bisa bermakna keberanian. Sehingga sering digunakan dalam bendera negara. Karena sifatnya yang cukup menonjol ini, dalam disain biasanya digunakan untuk merangsang orang dalam mengambil keputusan. Misalnya tulisan ”Beli Sekarang” atau ”Klik di sini” pada tombol/botton. Dalam periklanan, merah sering disimbolkan sebagai erotisme, bibir merah. Warna ini juga biasanya dihubungkan dengan energi, sehingga disarankan menggunakan warna merah untuk iklan produk minuman energi, game, sport dan aktivitas fisik yang tinggi.

Kuning adalah warna sinar matahari, sehingga sering dihubungkan dengan kegembiraan, kebahagiaan, panas dan juga energi. Kuning juga bisa bermakna peringatan, apalagi jika dikombinasikan dengan warna hitam. Dalam ilmu lambang, kuning di maknai kesetiaan dan penghormatan.

Hijau adalah warna Alam, menandakan adanya pertumbuhan, keselarasan, kesegaran dan kesuburan, juga mengesankan keselamatan. Sehinga sering digunakan pada petunjuk/nama jalan, sehingga disarankan untuk iklan produk obat2an atau medis. Kadang-kadang hijau juga bermakna ’belum berpengalaman’ sehingga oarang yang masih baru, biasa disebit masih ’hijau’.

Biru adalah warna langit dan laut. Sehingga sering dihubungkan dengan stabilitas dan kedalaman. Menandakan kepercayaan, kesetiaan, kebijksanaan, kebenaran, juga kecerdasan dan teknologi. Memberi efek tenang, damai dan memperlambat metabolisme. Dalam ilmu lambang bisa berarti ketulusan dan kealiman. Disarankan menggunakan warna biru untuk promosi produk dan jasa yang berhubungan dengan kebersihan (air minum, sabun, cairan pembersih), langit, laut dan udara (penerbangan, bandara, pelayaran, pendingin ruangan), juga untuk produk2 hi-tech. Hindari penggunaan warna ini untuk promosi produk masakan/makanan, karena biru bisa menurunkan selera makan. Jika dikombinasikan dengan dengan merah dan kuning, mampu menciptakan kesan high-impact. Sehingga sering digunakan untuk kostum super hero.

Lepas dari kebenaran makna di atas, setiap manusia sebenarnya punya potensi untuk memaknai warna tersebut. Ketika shopping, milih baju, T-Shirt, sepatu, tas, dll... pasti peran warna ini memberi kontribusi yang cukup besar dalam memutuskan untuk membeli. Bahkan pedagang buah di kios pinggir jalan, mereka menyusun buah berdasarkan warna, ada berjejer piramid yang tersusun dari hijaunya mangga, merahnya apel, oranyenya jeruk... dll. Mereka juga punya tujuan, agar orang tertarik... kemudian mampir dan membelinya.

Begitu kuatnya peran warna dalam ’mewarnai’ kehidupan kita. Ketika menjelang era reformasi, sebuah bangunan kokoh bisa dirobohkan warga.... gara2 bercat warna kuning. Di Amerika orang benar bisa jadi bersalah hanya karena kulitnya berwarna hitam. Padahal dihadapan-Nya kelak bukan warna kulit, rambut, gigi, mata apalagi baju yang membedakan status kita, tapi seberapa besar ketaqwaannya.

Tidak akan masuk sorga seseorang hanya karena berkulit putih mulus dan bermata biru, dan tidak akan masuk neraka seseorang hanya karena berkulit hitam dan berambut keriting. Karena tidak akan dimintai pertanggungjawabannya, untuk hal2 yang kita gak bisa milih. Tapi akan ditanyakan-Nya kenapa kita lebih suka memilih yang haram, walaupun sekecil biji sawi. Jangan terlalu meremehkan dosa kecil. Karena lebih banyak manusia mati karena gigitan nyamuk, dibanding karena digigit harimau.

Labels:


Selanjutnya...