Wednesday, November 05, 2008

child care


"di mana lagi bisa ditemukan peluk sayang ibu? ketika wanita lebih memilih berkarier, sementara kewajiban mengasuh anak diabaikan"

Fenomena urban culture dalam kungkungan kapitalisme yang mengglobal telah mendorong para wanita untuk keluar dari wilayah domestiknya. Sebenarnya sebagian wanita-wanita yang beruntung, karena telah tercukupi kebutuhan materinya dari sanag suami, atau orangtua atau mertua. Namun, mereka berbondong-bondong memasuki wilayah publik dengan bekerja dan berkarier bukan untuk 'mendapatkan' tetapi untuk 'menjadi'. Bukan karena ‘perlu’ tapi karena ‘ingin’ bekerja. Keinginan untuk diakui eksistensinya inilah yang memaksa para wanita-wanita ‘cerdas’ untuk meninggalkan anaknya yang masih balita. Ironisnya, mereka melakukan itu semua dengan alasan ‘demi masa depan anak’. Padahal perhatian, kasih sayang dan waktu yang berkualitas itulah yang sangat dibutuhkan bagi anak pada awal pertumbuhannya. Kompensasi sebagai “penebus dosa ibu” karena tidak bisa mengasuhnya secara total, maka anak di'sogok' dengan berbagai mainan, makanan bergizi, dan lain-lain.. Anak-anak dimanjakan dengan fasilitas fisik, sementara jiwanya kering dari perhatian dan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu. Inilah kejahatan awal yang diajarkan oleh ibu kandungnya sendiri, yaitu mengkorupsi hak anak akan kasih sayang dan pengasuhan yang merupakan kewajiban hakiki seorang ibu.

“menangis bagi anak kecil adalah cara berkomunikasi, adakah seorang ibu yang sibuk mampu menangkap maknanya?”.

dekapan mesra seorang ibu, adalah tempat berlindung paling nyaman bagi anaknya”.


tuntunan dan bimbingan seorang ibu, menentukan kesuksesan masa depan anak”

memenuhi keinginannya dengan segala fasilitas bukanlah tindakan bijaksana, karena yang dibutuhkan adalah kasih sayang yang tulus dari seorang ibu”.

(sebagian dari media-media yang aku bikin buat Tugas Akhir kuliah kemaren)









Labels:

4 Comments:

Blogger pyuriko said...

Ah, Iko mau menjadi ibu tangga kelak nanti, mengurus suami dan anak2... :D

Tapi, gak menutup kemungkinan untuk berkarier juga... yaa selama bisa dijalanin bersama... :D

5:49 PM  
Blogger Azhar said...

gimana ya mas???

kalau memang kebutuhannya lbh besar gimana????

saya malah ga pengen punya isteri ya cuma tinggal d rumah aja,,,, kasian entar yg ada malah ngegosip mulu hehehe

12:26 PM  
Blogger Shanti Fahlevi said...

Anakku malah marah-marah terus kalo di rumah aja, maunya ke day care.. ada teman, main-main, dan yang merhatiin banyak. Bukan hanya pembantu (yang kadang malah membahayakan)

7:17 PM  
Anonymous lily said...

n3k m3nurtku sh s3ora9 ibu,sah2ja utk b3k3ja asl tdk lpa d9 ta9un9 jawb'a n tdk m3la9r kodrat2 y9 da (cut3)

5:09 PM  

Post a Comment

<< Home