Monday, June 02, 2008

bergerilya dengan instalasi



guerilla Marketing dan Guerilla Media. Dua mahluk ini dalam beberapa tahun belakangan ini sering sekali disebut sebut oleh kalangan marketer dunia sebagai senjata yang ampuh untuk melawan competitor bisnis yang bermodal besar. Namun dalam pembahasan kali ini, saya akan fokus membicarakan Guerilla Media.

Guerilla atau gerilya sebenarnya merupakan jenis strategi dalam pertempuran seperti yang pernah dilakukan Indonesia ketika berperang melawan Belanda atau Vietnam melawan Amerika. Dengan amunisi yang kalah jauh, pasukan menyusup perlahan ke daerah musuh. Sedikit demi sedikit menaklukan area yang tak dikuasai hingga akhirnya memasuki area terbesar dan berhasil membuat musuh kalang kabut. Kunci kemenangan dengan menggunakan metode gerilya ini adalah pemahaman lokasi, strategy dan konsistensi.
Guerilla Media pada dasarnya menggunakan metode yang sama. Jika selama ini brand kelas kakap menghujani konsumen dengan placement jor-jor an di medium TV, Radio, dan Print Ad, maka Guerilla Media menawarkan solusi komunikasi yang menggunakan medium selain medium diatas yang notabene biaya medianya jauh lebih murah. Bentuk Guerilla Media bisa berupa instalasi kreatif ambience media, viral, email, pesan melalui HP, happening art, souvenir dll. Intinya, menarik perhatian setinggi mungkin tapi menekan biaya sebesar mungkin.
Secara medium, Guerrilla Media juga mempunyai peluang untuk menarik perhatian konsumen lebih besar daripada media tradisional seperti TV, Print dan Radio karena konsumen sudah terbiasa melihat iklan-iklan TV ketika menonton TV, melihat print ad ketika membaca media cetak, atau mendengar iklan radio ketika sedang mendengar radio. Karena sudah terbiasa, yang muncul bisa jadi justru penolakan terhadap iklan.
Tetapi ketika melihat pesan iklan guerrilla media dalam bentuk yang unik dan medium yang tak terduga seperti iklan-iklan di wastafel toilet, pesan iklan pada buah-buahan di supermarket atau instalasi-instalasi kreatif di tempat umum dll, konsumen tanpa sadar terpengaruhi oleh iklan dan tidak memiliki kesempatan untuk merejectnya seperti halnya yang dilakukan di medium tradisional. Seperti halnya sebuah produk vacum cleaner yang memasang selembar kain berwarna mencolok di sisi gedung bertingkat. Sementara sebagian kain tersebut ditarik ke dalam gedung, sehingga seolah-olah begitu kuatnya sedotan vacum cleaner tadi.

Pertanyaan yang sering muncul selanjutnya adalah seberapa efektifkah Guerilla Media ini? Jawabannya, semuanya tergantung strategy, konsep dan se’nendang’ apa ide kreatifnya serta konsistensi pelaksanaan. Strategynya bagus, ide kreatifnya ngga nendang…ya tidak akan dijadikan bahan pembicaraan. Strategy bagus, ide kreatifnya cemerlang, tapi pelaksanaannya tidak rutin, hasilnya juga tidak akan maksimal.
Intinya, Guerilla Media memerlukan effort yang lebih dari sisi pemikiran dan tenaga, namun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsisten, hasilnya bisa memuaskan. Satu hal lagi, sifat seni yang universal bisa dimanfaatkan untuk kepentingan apapun. Dewasa ini, seni bukanlah mutlak hanya untuk seni. Tapi bisa juga dimanfaatkan untuk kepentingan perang bisnis. Baik perang secara frontal maupun dengan bergerilya.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home